Mimpi besar Indonesia adalah mengurangi impor BBM
dengan membangun infrastruktur migas secara masif. Meski demikian, mimpi yang
telah belasan tahun itu hingga kini masih sekedar menjadi mimpi. Nah pemerintah
saat ini menunjukkan keseriusannya untuk mengembangkan migas di seluruh
nusantara.
Infrastruktur di sektor minyak dan gas Indonesia
memang diakui sangat minim. Akibat minimnya pembangunan infrastruktur ini,
pemanfaatan gas domestik menjadi tidak dapat terserap secara maksimal. Padahal
banyak sumber gas yang berada di wilayah timur Indonesia, namun tidak dapat
dialirkan ke Pulau Jawa yang terkenal sebagai sentra industri, karena tiadanya
pipa yang menghubungkan dari pulau ke pulau.
Timpangnya tingkat produksi migas dengan
pemanfaatannya di dalam negeri akan memicu persoalan ekonomi dan sosial yang
semakin luas. Apalagi, saat ini industri sudah mulai beralih menggunakan gas
sebagai sumber energi menggantikan bahan bakar minyak.
Untuk mendorong pengembangan migas di Indonesia,
pemerintah memfokuskan lima infrastruktur migas untuk wilayah kepulauan, pipa
gas, infastruktur untuk daerah yang tidak dapat dibangun pipa, jaringan gas
bumi untuk rumah tangga serta SPBG.
Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN menjelaskan,
pembangunan infastrukturu ntuk wilayah kepulauan difokuskan pada pembangunan
depo-depo di wilayah Indonesia Timur yang saat ini masih sangat kurang. Bahkan
di beberapa pulau, sama sekali tidak memiliki SPBU dan tangki
penyimpanan.Kekurangan ini menyebabkan harga BBM menjadi sangat mahal apabila
terjadi gelombang laut yang besar.
Infrastruktur pipa gas yang menjadi fokus adalah
penyambungan pipa gas dari ujung Sumatera sampai ke ujung Jawa dan hingga Bali
jika memungkinkan. Selain itu, pembangunan pipa Gresik-Semarang dan diharapkan
pada tahun 2016, dapat dilakukan pembangunan pipa dari Semarang ke Cirebon. Dua
tahun ke depan ditargetkan pipa dari Duri ke Dumai bisa nyambung.
Diharapkan dalam lima tahun, pembangunan pipa sudah bisa tersambung dari
Semarang ke Jogja dan Solo.
Fokus proyek infrastuktur ketiga adalah pembangunan
infrastruktur gas untuk pulau-pulau di Timur Indonesia yang tidak bisa dibangun
pipa. Untuk itu, Pemerintah akan membangun sarana untuk mendistribusikan LNG ke
pulau-pulau. Proyek yang akan selesai dalam waktu dekat adalah LNG untuk
pembangkit listrik di Benoa, Bali, yang akan beroperasi pada Agustus atau
September mendatang. Infrastruktur serupa akan dibangun di Gorontalo dan
Makassar. Selain itu, pembangunan jaringan distribusi untuk rumah tangga yang
akan fokus di 20 kota pada tahun 2016. Pembangunan jargas bertujuan
menggantikan LPG. Terakhir, pembangunan 22 SPBU di tahun 2015.
Jika ingin investor ikut membangun negara
ini, maka pemerintah harus tidak segan-segan memberikan insentif. Alangkah
baiknya jika pemerintah memberikan paket insentif yang menarik agak seluruh
investor dapat berlomba-lomba seluruh infrastruktur tersebut. Maklum saja,
selama ini pemerintah dikenal pelit dalam memberikan insentif kepada investor
sehingga mengakibatkan pembangunan infrastruktur jadi tersendat. Tak heran jika
seluruh rencana pengembangan kilang menjadi tidak jelas bahkan terancam gagal
akibat rigidnya pemerintah dalam memberikan paket insentif.