Dipilihnya
Sudirman Said sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sangat
mengejutkan. Pasalnya Direktur Utama PT Pindad itu selama ini tidak pernah
disebutkan namanya dalam bursa calon menteri.
Padahal
sebelumnya beredar sejumlah nama yang bakal menduduki jabatan sebagai Menteri
ESDM, seperti halnya mantan Menteri Pertambangan dan Energi
Kuntoro Mangkusubroto, Dirut PT PGN Tbk Hendi P Santoso, dan Direktur Niaga dan
Pemasaran PT Pertamina (Persero) Hanung Budya. Pengalaman Sudirman
di bidang energi dan migas sekaligus sepak terjangnya di gerakan transparansi
dan anti korupsi membuatnya dipercaya menjadi Menteri ESDM.
Sudirman bukanlah nama yang sama sekali
baru di sektor ESDM. Ia pernah bergelut di sektor privat sekaligus
publik di bidang energi dan migas. Ia merupakan Mantan Deputi Direktur
Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina.
Awalnya, Sudirman dipercaya menjadi Staf
Ahli Dirut Pertamina pada era Ari Soemarno. Selanjutnya, ia dipercaya sebagai
Sekretaris Perusahaan, sebelum menduduki posisi strategis sebagai Senior Vice
President Integrated Supply Chain (ISC). Pria berkumis tersebut juga pernah
menjabat Wakil Dirut PT Petrosea Tbk dan Group Chief of Human Capital and
Corporate Services di PT Indika Energy Tbk.
Ia diketahui pernah menjabat Deputi
Kepala Badan Pelaksana Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias Bidang
Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia. Lalu, Sudirman membentuk
Satuan Anti Korupsi (SAK) yang bertugas mendidik semua pemangku kepentingan di
Aceh dan Nias pascatsunami. Lalu, sejak 4 Juni 2014, Sudirman dipercaya
menduduki jabatan Dirut Pindad.
Sudirman merupakan lulusan Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada 1984. Pada 1994, Sudirman melanjutkan di
George Washington University, Washington DC, AS untuk program Master of
Business Administration, Majoring in Human Resources Management and
Organizational Behavior & Development.
Melihat rekam jejak Sudirman, tak heran jika
Presiden Jokowi banyak berharap padanya untuk melakukan perbaikan di sektor
ESDM. Jokowi sendiri mengatakan sangat mengandalkan Sudirman Said dalam
membangun Kementerian ESDM yang bersih. "Perlu ada pemimpin dengan
leadership yang kuat. Kita sering kedodoran di manajemen pengawasan,” ujar
Jokowi mengenai Menteri ESDM.
Memang hadirnya seorang Sudirman Said
mau tidak mau mengingatkan kita bahwa sektor ESDM sangat membutuhkan orang yang
berintegritas dan mampu melawan mafia-mafia migas. Butuh reformasi dan perbaikan
massive pada sektor tersebut. Apalagi dalam dua tahun terakhir, terlalu banyak
pejabat-pejabat yang terkait dengan sektor ini yang dinyatakan terlibat dalam
korupsi. Dimulai dari mantan Wakil Menteri ESDM yang juga Kepala Satuan Kerja
Khusus Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Rudi Rubiandini, Sekretaris Jenderal ESDM
Waryono Karno dan yang paling gres Menteri ESDM Jero Wacik.
Tentunya keterlibatan pejabat-pejabat
tinggi tersebut dalam kasus korupsi sedikit banyak mempengaruhi iklim investasi
migas dalam negeri. Para investor jadi melihat ketidakpastian karena bukan tak
mungkin pemenang tender diberikan kepada perusahaan yang dapat memberi sogokan
lebih besar ketimbang dilihat kompetensinya.
Kini, Sudirman Said diharapkan dapat
memberantas hal tersebut, memberikan kepastian hukum bagi para investor. Selain
itu, diharapkan Sudirman juga dapat menuntaskan sejumlah pekerjaan rumah yang
belum selesai, seperti kepastian perpanjangan kontrak, cost recovery dan tentu
saja peningkatan produksi migas.