merdeka |
Pemerintah
memberikan sinyal akan memperpanjang kontrak Total di Blok Mahakam pasca 2017.
Meski demikian, perpanjangan tersebut mungkin tidak diberikan selama lima
tahun, melainkan hanya dua atau tiga tahun pada masa transisi. Pada saat itu
Total dan Pertamina akan bekerjasama dalam mengelola Blok Mahakam.
Meski
demikian keputusan belum mencapai final. Pasalnya Pertamina juga masih
melakukan kajian mengenai apa keinginannya. Sementara pemerintah juga terus
menggodok pilihan apa yang terbaik terkait masalah Mahakam ini. Tentunya baik
bagi negara, bagi Pertamina dan juga bagi Total. Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Sudirman Said berjanji untuk menyelesaikan carut marut masalah
Mahakam ini dalam tempo kurang dari tiga bulan sejak November. Jadi kira-kira,
masalah Mahakam baru akan tuntas pada triwulan pertama 2015.
Kembali
ke masalah transisi. Memang harus diakui, Mahakam adalah blok yang memiliki
karakteristik sulit, dimana pengelolaannya membutuhkan teknologi, sumber daya
dan finansial yang tidak sedikit. Maklum saja, umur blok itu sudah tua sehingga
membutuhkan ekstra dana untuk mencapai produksi yang diinginkan demi menahan
laju penurunan produksi. Total dan Inpex saat ini menginjeksikan dana sekitar
$2,5 miliar per tahun dalam mengelola Mahakam. Dan bukan tak mungkin, kebutuhan
dana tersebut akan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Masalah perpanjangan kasus Mahakam ini
dimulai sejak tahun 2008. Saat itu kontraktor Mahakam, perusahaan asal Perancis
dan partnernya perusahaan asal Jepang, Inpex mengajukan perpanjangan Blok
Mahakam yang akan habis tahun 2017.
Total telah menyampaikan proposal terbarunya
pada tahun lalu. Dalam proposal tersebut Total mengajukan opsi adanya masa
transisi pada lima tahun pertama setelah 2017. Pada masa transisi itu lah Total
mengajukan skema partnership dengan komposisi saham 35:35:30 persen, dimana
masing-masing untuk Total, Inpex dan Pertamina. Total berjanji untuk
mentransfer teknologi untuk Pertamina selama masa transisi tersebut. Sementara
Pertamina juga telah menyatakan minatnya kepada pemerintah untuk ikut mengelola
Blok Mahakam pasca 2017. Namun pemerintah bergeming.
Kini
pemerintah baru muncul dengan sejumlah opsi, dimana diantaranya memperpanjang
kontrak Total selama dua tahun di Mahakam. Suatu langkah yang patut mendapat
apresiasi. Meski demikian, pemerintah harus juga turut mempertimbangkan apakah
hanya dengan dua tahun Pertamina sudah benar-benar dianggap mumpuni dalam
mengambil alih blok sebesar Mahakam?
Bukan
bermaksud meragukan kemampuan Pertamina. Namun masa transisi lima tahun adalah
masa yang paling ideal bagi sebuah perusahaan untuk benar-benar mendapatkan
etos kerja suatu perusahaan lain. Dengan demikian pasca lima tahun masa transisi
tersebut, Pertamina akan dapat mengoperasikan Blok Mahakam dengan kekuatan yang
maksimal. Selain itu, tentunya akan sangat memakan cash flow Pertamina jika
setiap tahun perusahaan milik negara itu harus mengalokasikan dana sebesar $2,5
miliar untuk Mahakam saja. Bukankah Pertamina tengah fokus melakukan ekspansi
di luar negeri yang tentunya membutuhkan dana puluhan miliar dollar AS.
Kini
pemerintah tengah bekerja untuk memutuskan Mahakam. Kita berharap pemerintah
akan menghasilkan keputusan yang win-win solution baik bagi Pertamina dan juga
Total.