Saat
ini mata semua orang mengarah ke Pertamina terkait dengan rencananya dalam
mengelola Blok Mahakam. Perusahaan plat merah tersebut berjanji menyelesaikan
hasil kajiannya pada media Februari mendatang. Tentunya Total hanya tinggal
menunggu waktu, akankah dilibatkan Pertamina dalam mengelola Mahakam? Dan
apakah pentingnya Pertamina menggandeng Total di Mahakam?
Jelas
sudah, Mahakam adalah blok tua yang membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Total
dan Inpex harus menggelontorkan dana di sekitar angka US$2,5 miliar per
tahunnya untuk mengelola blok itu. Suatu
angka yang tidak main-main karena sangat amat besar.
Untuk tahun ini, Total berencana
membelanjakan Rp 24 trilliun untuk mengelola Mahakam. Total
ingin mengembangkan 120 sumur pengembangan dengan perkiraan kebutuhan dana sebesar
USD1,25 miliar atau Rp12,5 triliun. Untuk well intervention, perusahaan asal
Prancis ini mengalokasikan Rp300 miliar.
Sementara untuk proyek, terutama
pengembangan anjungan, dana yang disiapkan sebesar Rp250 miliar. Ada juga untuk
operasi produksi dan administrasi umum sebesar Rp600 miliar.
Nah
apakah Pertamina memiliki dana sebesar itu? Mungkin ada, namun tentunya
perusahaan memiliki prioritas lain. Sebagai bayangan saja. Pertamina,
berencana akan memotong biaya investasi tahun ini, dari rencana US$5-7 miliar,
akan ditekan jadi sekitar US$3-5 miliar. Tentunya amat tidak mungkin jika
Pertamina hanya membelanjakan sebagian besar belanja modalnya hanya untuk
Mahakam.
Apalagi Pertamina ingin melakukan ekspansi ke
luar negeri untuk meningkatkan produksi. Saat ini produksi Pertamina masih
kalah dari Petronas. Perusahaan migas asal malaysia itu mampu berkontribusi
hingga 70 persen dari produksi minyak nasional dan NOC lain minimal bisa sampai
50 persen. Dan lagi jika Mahakam salah urus, bukan tak mungkin hanya akan
memakan dana yang lebih besar dengan produksi yang terus turun.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto
sendiri pernah mengatakan, untuk menjaga kesinambungan operasi, pihaknya tetap
akan melibatkan PT Total E&P Indonesie dalam pengelolaan blok Mahakam. Pertamina
mengusulkan agar lapangan Mahakam diambil alih Pertamina 100 persen. Kemudian,
Pertamina akan mengoperasikannya dengan pihak-pihak lain, seperti Total.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) memastikan bakal mengambil putusan terkait perpanjangan
kontrak blok Mahakam di Kalimantan Timur pada Februari mendatang.
Saat ini, pemerintah tengah mematangkan sejumlah
poin kesepakatan yang bakal dituangkan dalam kontrak bagi hasil atau production
sharing contract (PSC) Blok Mahakam.